Saat seseorang ingin memelihara kucing, biasanya dia membeli anakan kucing dari seorang breeder. Seringnya, breeder kucing baru melepas anak kucing setelah anak kucing disapih oleh induknya. Masa penyapihan anak kucing ini berkisar pada umur 2 bulanan. Artinya, anak kucing tidak lagi menyusu induknya dan anak kucing bisa makan sendiri.
Biarpun sudah bisa makan sendiri, merawat anak kucing umur 2 bulan itu tidaklah mudah. Terlebih untuk seseorang yang baru pertama kali memelihara kucing. Untuk itu, agar kucing pertama kamu bisa tumbuh sehat dan cantik, kami akan memberikan panduan merawat anak kucing. Berikut cara merawat anak kucing umur 2 bulan yang kami kutip dari laman situs goldenmaze.net.
Langkah #1: Verifikasi Usia Anak Kucing
Hal pertama yang perlu kamu lakukan saat mengadopsi anak kucing adalah memastikan usia si meong. Kamu bisa memastikan usia anak kucing dengan dua cara:
- Pertama, tanyakan tanggal kelahiran anak kucing pada breeder tempat kamu membeli kucing.
- Kedua, periksa kelengkapan gigi kucing. Pertumbuhan gigi kucing dapat menjadi tolak ukur dari usia anak kucing.
Kenapa kami menyarankan untuk melakukan verifikasi usia anak kucing? Usia anak kucing kamu lebih dari sekedar angka. Faktanya, usia anak kucing merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan kucing. Sebaiknya, kamu cari anak kucing yang telah berusia setidaknya 10-12 minggu.
Jika ternyata kucing yang kamu adopsi berusia kurang dari 8 minggu, silakan konsultasi dengan dokter hewan langgananmu. Dokter hewan akan memberikan instruksi khusus untuk perawatan kesehatan anak kucing yang berusia kurang dari 8 minggu. Karena anak kucing yang berumur kurang dari 8 minggu masih perlu perawatan khusus yang lumayan merepotkan.
Langkah #2: Temukan klinik dokter hewan yang bagus
Segera temukan klinik dokter hewan favorit kamu. Kamu dapat bertanya kepada teman yang telah lebih dahulu memelihara kucing. Jika tidak ada, kamu bisa browsing di Google dengan keyword “dokter hewan terdekat” atau “petshop terdekat”. Temukan kontak dokter hewan yang kamu suka, lalu agendakan untuk melakukan kunjungan pemeriksaan anak kucing.
Tahap ini sering dilewatkan oleh beberapa pemilik kucing pemula. Menurut mereka, mengunjungi dokter hewan ini hanya saat kucing sakit saja. Big No! Ini adalah tahap awal yang sangat penting. Dengan melakukan pemeriksaan awal, kamu dapat mengetahui status kesehatan kucing. Pemeriksaan awal biasanya meliputi pemeriksaan masalah kesehatan umum anak kucing. Misalnya, cacat lahir, parasit, gejala awal serangan virus, dll.
Selain kamu mendapatkan informasi kesehatan umum dari anak kucing yang kamu adopsi, kamu juga punya keuntungan lain. Kamu bisa bertanya dokter hewan tentang perawatan dasar terkait anak kucing dari ras tertentu. Karena setiap ras kucing memiliki perawatan khusus. Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa kamu tanyakan saat pemeriksaan awal:
- Jenis makanan apa yang harus dimakan anak kucing saya?
- Seberapa banyak dan seberapa sering dia harus makan?
- Bagaimana cara mengontrol parasit, seperti jamur, cacing dan kutu?
- Apa tanda-tanda umum penyakit?
- Kapan waktu yang aman untuk memperkenalkan kucing saya ke hewan lain? Bagaimana saya harus melakukannya?
- Kapan saya harus menjadwalkan janji temu dokter hewan berikutnya?
- Kapan anak kucing saya harus divaksin?
- Kapan anak kucing saya harus disterilkan atau dikebiri?
- Haruskah kucing saya berada di dalam atau di luar ruangan?
Dengan mendapatkan jawaban langsung dari dokter hewan, kamu jadi less stress. Karena kamu memiliki ilmu dasar panduan merawat kucing langsung dari ahlinya. Teraktual dan terpercaya. Sehingga, kamu tidak ragu-ragu saat memutuskan sesuatu untuk anak kucing kesayanganmu.
Langkah #3: Beli makanan kucing yang berkualitas
Tahap selanjutnya dalam tutorial cara merawat anak kucing umur 2 bulan adalah membeli makanan kucing yang berkualitas. Makanan kucing berkualitas memiliki 3 parameter:
- Pertama, tinggi nutrisi. Pastikan membeli makanan kucing yang memiliki nutrisi seimbang sesuai umur si kucing. Di pasaran ada makanan kucing untuk kitten, adult, senior, dll.
- Kedua, sumber nutrisi terjamin. Pastikan selalu melihat komposisi bahan baku makanan kucing di balik kemasan. Karena dari situlah, kamu bisa tahu sumber nutrisi dari makanan kucing tersebut. Jika makanan kucing tidak memiliki sumber nutrisi yang bagus, tinggalkan. Makanan kucing dengan sumber nutrisi yang berkualitas akan menjadi bahan bakar utama dalam tumbuh kembang kucing. Sehingga kucing dapat tumbuh sehat, bulu bagus dan postur proporsional.
- Ketiga, jenis makanan kucing beragam. Untuk anak kucing kamu bisa mulai mengenalkan jenis makanan basah kucing. Kami merekomendasikan Whiskas Tuna for Kitten & Purina Fancy Feast for Kitten. Setelah itu, kenalkan secara perlahan makanan kering kucing. Tahap terakhir, kamu dapat mengenalkan snack kucing & makanan basah kalengan (pate) untuk variasi makanan si anak kucing.
Untuk pemula, kamu bisa mencoba merek makanan kucing Whiskas & Pro Plan. Jika kamu memiliki budget berlebih, kamu bisa membeli merek makanan kucing Royal Canin, Hill’s Science Diet & Taste of The Wild.
Selain memberikan makanan kucing berkualitas dari pabrikan, kamu juga bisa membuat makanan kucing sendiri dari raw food. Kamu dapat mengolah daging ayam dan ikan dengan agar-agar plain, untuk kamu buat puding daging.
Langkah #4: Atur Jadwal Makan
Anak kucing umur 2 bulan masih dalam masa peralihan dari masa penyapihan ke masa mandiri. Untuk itu, kamu perlu mendisiplinkan kucing dengan mengatur jadwal makan anak kucing. Pengaturan jadwal makan erat kaitannya dengan jadwal pup dan kebutuhan nutrisi harian kucing.
Untuk anak kucing yang berusia 3-6 bulan, kami merekomendasikan untuk memberikan jadwal makan 3x sehari. Kamu dapat melakukan variasi pemberian jenis makanan kucing. Misalnya, pagi dan malam makanan basah, dan siang hari makanan kering. Atau sebaliknya.
Setelah kucing berusia lebih dari 6 bulan, kamu bisa menurunkannya menjadi dua kali sehari. Untuk takaran makanan kucing, sebenarnya ada perhitungan khususnya. Tapi, untuk pemula, silakan ikuti panduan dari penyajian makanan kucing di balik kemasan makanan kucing yang kamu beli.
Hal penting berikutnya adalah ketersediaan air minum yang bersih dan higienis. Kami merekomendasikan untuk memberikan air mineral pabrikan, seperti Aqua, Cleo, Club. Jika tidak ada, kamu bisa pakai air hasil filtrasi Pure It. Kalau tidak ada, ya pokoknya air bersih dan segar. Hindari pemberian air ledeng yang mengandung banyak zat kapur dan mineral. Karena endapan kapur dan mineral di dalam tubuh kucing dapat memicu penyakit FLUTD. Akibatnya, bisa gagal ginjal.
Langkah #5: Bersosialisasi
Bersosialisasi dengan anak kucing umur 2 bulan itu sangat penting. Interaksi antara anak kucing dan majikan akan menumbuhkan ikatan emosional yang kuat. Beberapa tahap sosialisasi dengan anak kucing:
- Memberikan nama panggilan kepada anak kucing.
- Mengajak anak kucing untuk bermain.
- Memberikan reward snack kucing jika kucing bisa melakukan hal yang kamu perintahkan.
- Melatih anak kucing untuk menggunakan litter box.
- Mengenalkan anak kucing dengan seluruh anggota keluarga.
- Mengajak anak kucing jalan-jalan keliling rumah.
- Memberikan mainan kucing interaktif agar kucing tidak bosan saat kamu tinggal sendiri di rumah.
Bersosialisasi sangat erat kaitannya dengan perkembangan perilaku kucing saat dewasa. Semakin kuat ikatan emosional kamu saat bersosialisasi dengan kucing, semakin jinak kucing saat dewasa. Itulah kunci, untuk memiliki kucing yang jinak dan penurut.
Langkah #6: Siapkan Kandang Kucing
Kandang kucing adalah salah satu hal wajib dalam merawat anak kucing umur 2 bulan. Sebenarnya, kucing bisa tidur di mana saja, di dalam rumahmu. Tapi, demi membangun kedisiplinan, sebaiknya kamu menidurkan kucing di kandang kucing yang telah kamu siapkan.
Ada beberapa jenis kandang kucing. Misalnya, kandang kucing lipat portable dan kandang berupa kamar kucing. Kami merekomendasikan untuk memberikan kamar khusus untuk kucing. Misalnya ada kamar ukuran 3×3 di dalam rumah kamu yang nggak terpakai, bisa kamu pakai untuk kamar kucing. Hehe. Jika nggak ada, kamu bisa beli kandang kucing lipat portable. Ukuran 100 cm x 60 cm x 80 cm.
Intinya, kamu punya kandang kucing tersendiri. Hal ini sangat penting! Soalnya, jika salah satu kucing kamu terserang penyakit menular, kamu perlu kandang kucing untuk isolasi dan perawatan. Dengan begitu, penyakit tidak menular dan kucing lebih cepat sembuh.
Langkah #7: Siapkan Perlengkapan Perawatan Kucing
Setelah mempunyai kandang kucing atau kamar kucing, kini saatnya kamu mulai membeli perlengkapan untuk perawatan kucing, di antaranya:
- Litter box.
- Pasir kucing.
- Tiang garukan kucing.
- Mainan kucing interaktif.
- Serokan untuk kotoran kucing.
- Sikat khusus untuk menyisir bulu kucing.
- Tempat makan dan minum kucing.
- Kalung kucing.
- Pet cargo.
- Shampoo kucing.
- Obat kutu kucing.
- Makanan kucing.
- Kandang kucing.
- Grooming kit.
- Peralatan P3K kucing.
Kamu tidak perlu membeli semua perlengkapan kucing secara langsung. Itu berat dan mahal. Hehe. Kamu dapat membelinya secara bertahap sesuai kebutuhan anak kucing. Kebutuhan perlengkapan paling dasar yang wajib kamu beli di awal, yaitu:
- Makanan kucing.
- Tempat makan & minum kucing.
- Grooming kit.
- Litter box.
- Pasir kucing.
- Serokan kotoran kucing.
- Kandang kucing.
Perlengkapan perawatan kucing lainnya bisa sambil jalan.
Langkah #8: Perhatikan Tanda Awal Kemunculan Penyakit
Anak kucing itu sama seperti anak manusia, di mana, saat masih kecil sistem imun tubuh masih lemah. Dengan begitu, anak kucing rentan terserang penyakit. Nah, sebagai pemilik kucing yang baik, kamu wajib menjaga kesehatan kucing.
- Pertama, rutin berikan vitamin. Bisa minyak ikan, Nutri Plus Gel ataupun probiotik.
- Kedua, perhatikan tanda awal kemunculan penyakit. Biasanya anak kucing sakit ditandai dengan perubahan perilaku, kenaikan suhu tubuh, muntah, diare, hilangnya nafsu makan hingga penurunan berat badan.
- Ketiga, segera bawa ke klinik dokter hewan jika obat P3K kucing tidak membuat kucing sehat.
Sebaiknya, kamu belajar tentang beberapa jenis penyakit yang sering menyerang akan kucing. Dengan begitu, kamu paham gejala dini dari serangan penyakit tersebut.
Langkah #9: Vaksinasi Inti
Tahap selanjutnya dalam cara merawat anak kucing umur 2 bulan adalah pemberian vaksinasi inti. Vaksinasi inti adalah upaya perlindungan kesehatan anak kucing dari ancaman virus berbahaya, seperti:
- Virus rabies.
- Virus panleukopenia.
- Virus feline herpes.
- Virus feline rhinotracheitis.
- Virus feline calicivirus (FLV).
Virus-virus di atas sangat mematikan bagi anak kucing. Virus yang sudah menginfeksi dapat dengan mudah melakukan replikasi diri dan menyerang organ vital di tubuh anak kucing. Anak kucing yang belum memiliki sistem imun yang kuat dapat mati dalam hitungan hari. Untuk itu, upaya pencegahan yang bisa kamu lakukan adalah melakukan vaksinasi inti saat anak kucing berusia 10-12 minggu. Dengan begitu, kucing kamu memiliki perlindungan ekstra untuk melawan virus-virus kucing yang sedang mewabah.
Langkah #10: Berikan Pelatihan Kucing
Tahap terakhir dalam merawat anak kucing umur 2 bulan adalah memberikan pelatihan kucing. Pelatihan kucing bertujuan untuk melatih kucing agar nurut, jinak dan manja. Sehingga, kucing tidak nakal, arogan dan bisa tidak pup sembarangan.
Beberapa pelatihan kucing yang wajib kamu lakukan, di antaranya:
- Pelatihan litterbox
- Pelatihan makan makanan kering
- Pelatihan menggaruk di tiang garukan kucing
- Pelatihan perintah verbal
- Pelatihan sosialisasi dengan anggota keluarga di rumah
- Pelatihan atraksi
- Pelatihan grooming dan perawatan gigi sejak dini
Dengan melakukan berbagai pelatihan tersebut, kamu akan memiliki kucing yang nurut, lucu dan manja. Sehingga, kamu akan senang dalam merawat kucing, bukan malah frustasi dengan tingkah kucing yang susah diatur.
Itulah 10 langkah cara merawat anak kucing umur 2 bulan. Jika ada yang belum jelas, silakan tinggalkan pertanyaan melalui kolom komentar di bawah.